YUK BE AWARE DENGAN ASET KITA
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
Beberapa waktu yang
lalu, tepatnya hari Kamis, tanggal 15 Maret 2018, saya mengikuti talkshow
deteksi dini kanker payudara di audiotorium Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya. Pemateri dalam talkshow ini adalah dokter Wiwin dari
Rumah sakit Onkologi Surabaya.
Di awal beliau
menyatakan bahwa kanker payudara tidak
kenal usia, status pernikahan atau bahkan suasana hati. Saat ini, kanker
payudara menjadi nomor 1 dari 10 besar kanker terbesar di dunia dan menyumbang
angka kematian terbanyak kedua setelah kanker paru-paru.
Kanker payudara belum
diketahui secara pasti penyebabnya. Namun baru-baru ini WHO mengeluarkan
pernyataan bahwa penyakit ini adalah penyakit
gaya hidup yang sebenarnya bisa disembuhkan asal sudah terdeteksi sejak
dini.
Penyebabnya bisa jadi faktor
internal yakni karena genetika, namun kemungkinannya hanya ada 10-15% saja,
sedangkan untuk 85-90% selebihnya berasal dari faktor eksternal seperti rokok
dan agen-agen infeksi yang lain. Gaya hidup yang dimaksud menjadi penyebabnya
antara lain adalah pola makan, pola aktivitas, dan pola pikir.
Ada beberapa gaya hidup
yang bisa dikontrol untuk menurunkan resiko kanker payudara, diantaranya;
1.
Berat
badan. Lemak yang tidak terkontrol dalam tubuh akan menjadi sumber estrogen,
dimana hormon estrogen ini merupakan sarang bertumbuhnya sel kanker.
2.
Menyusui.
Allah dengan segala kekuasaan-Nya telah menciptakan tubuh manusia dengan
sempurna. Fungsi payudara pada wanita memang adalah untuk menyusui, bukan hanya
sebagai aset untuk dibanggakan. Sel payudara pada wanita baru akan matang
ketika menyusui, sehingga jika tidak menyusui justru akan membuat sel tersebut
dalam kondisi yang berbahaya.
3.
Olahraga.
Karena hormon estrogen adalah sarang sel kanker, maka hormon tersebut harus
terkontrol. Salah satu cara mengontrolnya adalah dengan olahraga. Olahraga akan
membentuk estrogen menjadi hormon yang baik.
4.
Meminimalkan
makanan lemak jenuh. Pada piramida makanan, lemak jenuh memang berada di puncak,
yang berarti porsinya harus paling kecil di dalam tubuh kita. Dalam piring
makanan, sayuran dan buah harus mengisi setengah porsi dari piring. Sedangkan nasi
cukup seperempat piring dan seperempat sisanya adalah bagian lauk pauk. So,
jangan kebalik ya, walaupun kita hidup di Indonesia dengan tagline ‘belum makan
namanya jika belum menyuap nasi’. Tetap harus menahan diri terhadap nasi ;D.
Namun faktanya, kanker payudara tidak benar-benar bisa dicegah.
Semua orang beresiko. Bahkan pria
memiliki 1% resiko juga. Hal yang bisa dilakukan terhadap kanker ini adalah
dengan deteksi dini.
Sel kanker memiliki
perjalanan yang lama, bisa 7 sampai 10 tahun. Awal dari sel ini hanya berupa
bintik-bintik garam yang sangat kecil, yang tidak dapat dirasa atau diraba. Justru
jika sudah muncul benjolan bisa jadi itu merupakan sel kanker dengan stadium
lebih dari 0.
Jadi yang perlu kita
lakukan adalah melakukan pemerikasaan sebelum ada gejala. Langkah melakukan deteksi
dini kanker payudara adalah melalui ‘self
breast exam’ atau yang dikenal dengan istilah SADARI (Periksa Payudara
Sendiri) dan pemeriksaan ke dokter serta dengan menggunakan alat deteksi kanker
payudara yang disebut Mammography.
SADARI
(Periksa Payudara Sendiri)
SADARI bisa dilakukan 7
sampai 10 hari setelah haid bersih, sebab jika dilakukan menjelang atau saat
haid kondisi payudara keras dan bisa jadi menemukan banyak benjolan yang
merupakan kelenjar susu. Sehingga harus dilakukan satu atau dua pekan setelah
haid, ketika payudara dalam kondisi lembut dan estrogen stabil. SADARI harus
rutin dilakukan setiap bulan.
Ada tiga langkah
melakukan SADARI:
1.
Lihat
ke cermin. Perhatikan puting sejajar/tidak, simetris/tidak, kemudian angkat
tangan dan turunkan perlahan, payudara mengikuti gerakan/tidak. Selain itu juga
dengan meletakkan tangan di pinggang lalu membusungkan dada untuk melihat ada
benjolan/tidak.
2.
Pijat
puting. Raba putting dan agak dipencet, bisa menggunakan baby oil atau minyak zaitun dan perhatikan apakah keluar
cairan/tidak. Jika keluar cairan dari salah satu puting, bisa menunjukan
pertanda dan perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3.
Raba
sambil berbaring. Perabaan lebih baik dilakukan sambil berbaring dibanding sambil
berdiri. Ketika berbaring bisa menggunakan bantal untuk menumpu punggung. Raba menggunakan
perut jari, bukan ujung jari. Periksa secara keseluruhan dari bawah ketiak. Jika
ada benjolan, rasakan konsistensinya. Jika empuk seperti kacang polong,
kemungkinan itu kelenjar susu. Namun jika keras kemungkinan adalah sel kanker.
Langkah deteksi yang
selanjutnya adalah dengan pemeriksaan ke dokter walaupun tidak ada gejala. Ada sebuah
alat pendeteksi kanker payudara yang disebut Mammography. Namun alat ini kurang
berfungsi untuk usia 35 tahun ke bawah. Karena payudara masih ketat. Alat ini
bisa digunakan untuk screening, yakni
pemeriksaan ketika tidak ada keluhan atau hanya untuk pengecekan, namun hanya
bisa dilakukan untuk usia 35 tahun ke atas. Kegunaan kedua adalah untuk diagnostik
yakni pemeriksaan ketika sudah ada benjolan. Dalam hal ini, Mammo bisa bekerja
untuk segala usia.
Ada beberapa ciri
payudara yang terkena kanker, diantaranya:
·
bentuk
tidak simetris
·
ada
lesung
·
bengkak
·
puting
tidak menonjol
·
pori
kulit membesar seperti kulit jeruk
·
dan
keluar cairan dari satu puting saja.
Mengingat kanker ini menimbulkan
resiko pada siapa saja, tidak memandang usia, bahkan jenis kelamin, maka
deteksi dini sangat perlu dilakukan untuk melihat keberadaan sel kanker
tersebut, agar jika benar ada sel tersebut di dalam payudara, tidak perlu
melakukan kemoterapi, tidak perlu kehilangan payudara dan angka kesembuhan bisa
100%.
So, segera lakukan
SADARI ya guys. Tapi ingat, periksanya di saat
dan tempat yang tepat yaa.
Terakhir, tips untuk
menurunkan resiko kanker payudara, bisa dengan melakukan:
·
screening
·
SADARI
·
Hindari
polusi
·
Aktif
bergerak
·
Healthy diet
·
Vaksinasi
serviks
·
Hindari fastfood
·
Hindari
merokok
Cheeersss. Semoga kita
selalu diberikan keselamatan dan kesehatan oleh Allah SWT. Aamiin ^-^
Komentar
Posting Komentar